SALATIGA,JURNALWARGA –Cuaca buruk di sejumlah wilayah di Indonesia berdampak terhadap tidak maksimalnya panen cabai yang berpengaruh juga dengan ketersediaan cabai di pasaran.
Kondisi ini dirasakan pula di Salatiga. Berdasarkan pantauan wartawan di sejumlah pasar di Salatiga pada Senin (9/12/2024) harga cabai mengalami lonjakan drastis.
Para pedagang dan pembeli mengaku sudah tiga hari ini merasakan dampak kenaikan harga cabai. Jimin (55), seorang pedagang sayuran di Pasar Blauran 1, mengatakan harga cabai kriting naik dari Rp 15 ribu menjadi Rp 25 ribu per kilogram.
Sementara itu, cabai rawit merah naik dari Rp 20 ribu menjadi Rp 28 ribu per kilogram. Kenaikan ini juga terjadi pada cabai teropong, yang kini dipatok Rp 50 ribu per kilogram dari sebelumnya hanya Rp 20 ribu.
“Meski harga naik, pembeli tetap ramai. Bahkan cabai layu atau busuk banyak diminati untuk campuran masakan karena harganya lebih murah,” jelas Jimin kepada wartawan.
Kenaikan cabai ini dirasa memberatkan bagi pembeli. Ibu Senin (55), warga Tegalrejo, Salatiga, mengaku harus mengeluarkan biaya lebih besar untuk kebutuhan dapur.
“Harapan kami harga kebutuhan pokok, seperti minyak, sayuran, dan beras, segera turun. Saat ini beras masih mahal, mencapai Rp 16 ribu per kilogram, padahal sebelumnya hanya Rp 12 ribu,” ungkapnya.
Ia menambahkan, dengan kenaikan harga seperti ini, pengeluaran bulanannya jadi tidak mencukupi. “Biasanya cukup untuk satu bulan, tapi sekarang tidak cukup,” keluh Ibu Senin.
Kenaikan harga ini diharapkan dapat segera diatasi oleh pemerintah agar beban masyarakat tidak semakin berat. (GCP)