Oleh Adi Arwan Alimin
Puisi-puisi memenuhi udara
Mengisi sisi yang bising di tepi malam
Di kota-kota orang-orang menikmati perjamuan di warung-warung kopi tanpa gula. Mungkin rasa manis frasa telah hilang dari serat pikiran berkecamuk dirundung kemalangan
Puisi-puisi dibacakan dari kata-kata melalui bait-bait menyulam nadimu
Para penyair mengeja dalam suku kata
Merayapi rasa merdeka di pikirannya
Pilihan kata yang merayumu merindu
Puisi dilantun ujaran tanpa kebencian
Puisi dipentas tanpa drama menikam
Puisi dibacakan menyihir batin
Puisi direnungkan menyadarkan
Puisi masih memenuhi langit
Mengerat kebhinekaan
Melindungi diksi terpilih
harga mati tanpa ancaman
harga hidup penuh martabat
Puisi merawat narasi
Indonesia namanya…
TIM Jakarta, 17 November 2018