Salatiga– Hibah 1.472 unit Penerangan Jalan Umum Tenaga Surya (PJU-TS) dari Lembaga Pengelola Proyek Forum Budaya Dunia Heritage (LPP-FBDH) untuk Kota Salatiga menuai pertanyaan dari masyarakat. Pasalnya, banyak tiang PJU-TS yang telah terpasang, tetapi belum dilengkapi lampu dan tidak menyala.
Penandatanganan Naskah Hibah Daerah (NPHD) telah dilakukan secara simbolis oleh Penjabat (Pj) Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani, di Ruang Kaloka Setda Salatiga pada Senin (21/10/2024). Sesuai perjanjian hibah, seluruh PJU-TS seharusnya sudah terpasang dan berfungsi pada Desember 2024. Namun, hingga saat ini, baru 100 unit yang benar-benar menyala, sementara sekitar 1.000 tiang sudah berdiri tanpa lampu.
Warga Pertanyakan Realisasi
M Ridwan, warga Dukuh Sidomukti, Salatiga, mengungkapkan bahwa banyak tiang PJU-TS terlihat di beberapa wilayah, seperti Tingkir dan Tegalrejo, tetapi belum berfungsi. “Kalau sesuai informasi yang saya terima, seharusnya semua sudah menyala sejak Desember lalu. Ini seperti prank buat Pemkot Salatiga dan masyarakat. Kalau seperti ini, nama Pemkot Salatiga jadi tidak baik di mata masyarakat, taunya ini proyek pemkot, tapi faktanya kan pemkot melalui DLH ini hanya penerima manfaat berupa aset, ” ujarnya, Sabtu (8/2/2025).
Hal serupa disampaikan Abi Khamid, warga Tegalrejo, Argomulyo. Menurutnya, hanya sebagian kecil lampu yang sudah terpasang dan menyala. “Sisanya hanya tiang berdiri tanpa lampu. Kami berharap pemkot memberikan penjelasan, mengingat proyek ini nilainya mencapai Rp11 miliar,” kata Abi.
Pemkot Salatiga Akan Panggil Pelaksana Proyek
Menanggapi persoalan ini, Plt Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) Kota Salatiga, BPH Pramusinta, menyatakan bahwa pihaknya telah melaporkan situasi ini kepada Pj Wali Kota dan berkonsultasi dengan Bagian Hukum Pemkot Salatiga. Ia menegaskan bahwa Pemkot Salatiga, dalam hal ini DLH, hanya bertindak sebagai penerima manfaat, bukan pelaksana proyek.
Sementara itu, Pj Wali Kota Yasip Khasani berjanji akan segera memanggil pihak pelaksana proyek untuk meminta klarifikasi terkait keterlambatan pemasangan lampu PJU-TS.
“Dalam waktu dekat, kami akan meminta penjelasan dari pelaksana pekerjaan. Sedang dalam proses katanya. Ini penting agar masyarakat mendapatkan kepastian dan proyek hibah ini bisa segera diselesaikan sesuai harapan,” ujar Yasip melalui pesan whatsapp.
Berdasarkan perjanjian hibah, total anggaran proyek ini mencapai Rp1,04 miliar dengan biaya Rp7,5 juta per unit PJU-TS yang berfungsi penuh. Namun, hingga kini, realisasinya masih jauh dari target, sehingga menimbulkan tanda tanya besar di kalangan masyarakat.
Warga berharap persoalan ini segera mendapatkan solusi agar manfaat hibah PJU-TS benar-benar dapat dirasakan, terutama di wilayah yang masih minim penerangan. (GCP)