SALATIGA – Kejuaraan Pekan Olahraga Pelajar Daerah (Popda) Kota Salatiga cabang olahraga (cabor) karate telah selesai digelar pada Sabtu-Minggu (22-23/2/2025). Namun, di balik kesuksesan penyelenggaraan, terdapat persoalan terkait persyaratan atlet yang masih menyisakan pembahasan di kalangan Federasi Olahraga Karate-do Indonesia (FORKI) Kota Salatiga.
Sebanyak 16 atlet pelajar dari Institut Karate-do Indonesia (INKAI) Dojo Bhayangkara Salatiga tidak dapat mengikuti kejuaraan tersebut. Pelatih Dojo Bhayangkara, Aiptu Alif Ismail Marzuki, menyatakan bahwa hal ini disebabkan oleh persyaratan khusus yang baru diketahui sesaat sebelum kejuaraan dimulai.
“Semua persyaratan sebenarnya sudah kami penuhi, kecuali rekomendasi dari perguruan INKAI Salatiga yang baru kami ketahui menjelang kejuaraan. Informasi tersebut pun hanya diperoleh melalui foto dokumen di laptop yang dikirim melalui WhatsApp group,” ujar Alif pada Minggu (22/2/2025).
Menanggapi hal ini, Kepala Bidang (Kabid) Olahraga Dinas Kepemudaan dan Olahraga (Dispora) Kota Salatiga, Danang Budi Santosa, menginisiasi pertemuan pada Senin (24/2/2025) untuk memberikan klarifikasi dari berbagai pihak. Hadir dalam pertemuan tersebut perwakilan dari Dojo Bhayangkara, Ketua FORKI Salatiga Mayor CKM Joko Maryono, Ketua Perguruan INKAI Salatiga Ibrahim, serta sejumlah perwakilan perguruan dan dojo lainnya.
Ketua FORKI Salatiga, Mayor CKM Joko Maryono, menjelaskan bahwa syarat rekomendasi perguruan telah tercantum dalam petunjuk teknis yang diberikan sebelumnya. “Syarat ini sudah disampaikan sejak awal. Namun, hingga batas waktu yang ditentukan, Dojo Bhayangkara belum bisa menunjukkan surat rekomendasi tersebut. Jika meminta kepada pengurus perguruan INKAI, seharusnya bisa diberikan,” jelasnya.
Ketua Komite Olahraga Nasional Indonesia (KONI) Salatiga, Agus Puwanto, yang turut hadir dalam pertemuan tersebut, menyatakan bahwa permasalahan ini akan dibahas lebih lanjut secara internal oleh INKAI Salatiga dan FORKI Salatiga. “Kami memahami kekecewaan para atlet dan orang tua mereka. Harapan kami, kejadian serupa tidak akan terulang di masa mendatang. Kami akan mendorong adanya komunikasi internal untuk menyelesaikan masalah ini,” ujarnya.
Hingga pertemuan berakhir, belum ada titik temu antara Dojo Bhayangkara dan FORKI Salatiga terkait persoalan ini. Namun, kedua pihak menyatakan kesiapannya untuk mengadakan pertemuan lanjutan dengan pendampingan dari KONI dan Dispora Salatiga guna mencari solusi yang terbaik. (Guruh Cahyono)