SALATIGA- Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Fabien Penone beserta rombongan berkunjung ke Rumah Dinas Wali Kota Salatiga untuk mengenang penyair Prancis Arthur Rimbaud, Kamis (5/12).
Arthur Rimbaud, merupakan salah satu penyair besar abad ke-19 yang pernah datang dan singgah di Salatiga.
Singkat cerita, pemuda yang tak punya bakat di bidang militer itu mendaftar sebagai serdadu Hindia Belanda. Dia tercatat bergabung dengan batalion infanteri di Batavia, lalu bersama kesatuannya berlayar ke Semarang.
Perjalanan berlanjut dengan kereta dari Kedungjati hingga Tuntang, lalu jalan kaki ke tangsi militer Salatiga. Sebagai seorang pelancong, tentunya Rimbaud terbiasa dengan perjalanan panjang ini.
Plakat yang terletak di salah satu sudut bangunan Rumah Dinas Wali Kota ini telah terpasang sejak tahun 1997 oleh pendahulunya yakni Duta Besar Thierry de Beauce.
“Saya datang ke Salatiga ingin menyampaikan penghormatan untuk beliau pada pendahulu kami. Khusus untuk penyair Prancis Arthur Rimbaud yang telah singgah di Salatiga. Ada salah satu kutipan yang tertulis disini berbicara tentang “tanah beraroma rempah nan basah”. Kata kata ini terdengar seperti suatu tinjauan ke masa depan kehidupan Arthur Rimbaud pada masa dulu,” jelas Fabien.
Dirinya berharap, melalui pemasangan dua plakat peringatan yang berselang waktu 27 tahun, di Salatiga kemudian di Tuntang tersebut akan membawa sejarah dan budaya yang dapat dinikmati hingga sekarang.
“Kami berharap dapat didukung oleh pihak berwenang di Indonesia, untuk membangun fondasi tujuan untuk perjalanan budaya di Jawa Tengah terutama di Salatiga dan Tuntang. Sehingga hal ini akan menarik wisatawan Prancis dan para peminat budaya dan sejarah untuk datang kesini,” tambahnya.
Penjabat Wali Kota Salatiga, Yasip Khasani menyambut baik datangnya Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Fabien Penone beserta rombongan ke Rumah Dinas Wali Kota.
“Kehadiran Bapak di sini merupakan momen istimewa yang tidak hanya mempererat hubungan antara kedua negara, tetapi juga menjadi pengingat akan jejak sejarah yang ada di Kota Salatiga. Salatiga, telah menyimpan banyak kisah dari masa lalu. Di antaranya adalah jejak Penyair Arthur Rimbaud, seorang tokoh sastra dunia asal Prancis, yang dulu pernah menjadi bagian dari sejarah Hindia Belanda di Kota Salatiga. Meskipun masa tinggalnya singkat, kehadiran Arthur Rimbaud di Salatiga menjadi bukti bahwa kota ini telah lama menjadi persimpangan berbagai peradaban,” ungkap Yasip.
Kunjungan hari ini merupakan kunjungan kedua kalinya dari Duta Besar Prancis dalam rangka napak tilas Penyair Arthur Rimbaud. Yang pertama pada tahun 1997 dan dilakukan pemasangan plakat oleh Duta Besar Perancis untuk RI pada saat itu yakni Bapak Thierry de Beauce, pada 6 Mei 1997. Plakat tersebut juga memuat puisi Rimbaud, yaitu “Aux pays poivrés et détrempés” yang berarti “Ke negeri rempah-rempah pedas dan basah”.
“Saya berharap, momentum ini menjadi langkah awal dalam memperkuat hubungan budaya antara Salatiga dan Prancis,” pungkasnya.
Di akhir acara, Duta Besar Prancis untuk Indonesia, Timor Leste dan ASEAN, Fabien Penone beserta rombongan beserta Sekda Kota Salatiga dan jajaran Forkopimda Kota Salatiga kemudian meninjau dan foto bersama di plakat Penyair Prancis Arthur Rimbaud berada sisi sebelah barat salah satu gedung di Rumah Dinas Wali Kota Salatiga. (Pranoto Adi)