Laporan : Indra Widiyatmiko
Kabupaten Semarang kini memiliki sebuah pusaka baru yang diharapkan menjadi pendamping spiritual bagi para bupati yang akan memimpin daerah tersebut.
Sebuah keris dengan dhapur Kala Misani Damar Murup telah dihibahkan oleh Besalen Edukasi Gajah Kuning, Desa Sraten, sebagai simbol kepemimpinan dan warisan budaya yang mengakar kuat.
Pada prosesi wilujengan nyepuh yang digelar untuk meresmikan pusaka ini pada Minggu (2/1/2025) keris tersebut diberi nama Kyai Guntur Sari. Pemberian nama ini sarat makna dan harapan besar bagi pemimpin Kabupaten Semarang di masa depan.
Menurut Ki Mpu Resa Braja Rimaya, empu yang turut terlibat dalam proses perkerisan ini, nama Kyai Guntur Sari mencerminkan doa agar para bupati yang akan datang dapat membawa cahaya bagi masyarakatnya. Filosofi Damar Murup dalam dhapur keris ini melambangkan penerangan, kemajuan, dan kesejahteraan yang terus menyala. Sementara Kala Misani mengingatkan pentingnya menjaga dan melestarikan sejarah serta budaya leluhur.
“Saya berharap para pemimpin Kabupaten Semarang ke depan dapat menjadi sosok yang menerangi kehidupan masyarakat, membawa kemakmuran, dan menjunjung tinggi nilai-nilai budaya,” ungkap Ki Mpu Resa Braja Rimaya, yang memiliki nama asli Ridwan Maulana Yasifun, S.S.
Dengan kehadiran Kyai Guntur Sari, Kabupaten Semarang tak hanya memiliki simbol kepemimpinan yang kuat, tetapi juga pengingat bahwa setiap pemimpin harus berpegang teguh pada nilai-nilai luhur, menjaga warisan budaya, serta membawa kemajuan bagi masyarakatnya. Pusaka ini kini menjadi bagian dari perjalanan sejarah kepemimpinan di Kabupaten Semarang, menjadi saksi bagi perubahan dan kemajuan di masa mendatang.