SALATIGA– Suasana haru menyelimuti Rumah Tahanan Negara (Rutan) Salatiga saat Warga Binaan Pemasyarakatan (WBP) akhirnya bisa merayakan Idul Fitri bersama keluarga. Momen yang jarang mereka rasakan ini menjadi berkah tersendiri bagi para penghuni rutan yang merindukan hangatnya kebersamaan.
Selama tiga hari berturut-turut, mulai Selasa (01/04/2025), Rutan Salatiga membuka layanan kunjungan khusus Lebaran. Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, menyebutkan bahwa layanan ini adalah bentuk kepedulian dan kemanusiaan agar WBP tetap bisa merasakan indahnya Idul Fitri bersama orang-orang terkasih.
“Kami memberikan layanan kunjungan selama tiga hari sebagai hadiah, agar mereka bisa merasakan kebahagiaan Hari Raya bersama keluarga. Ini adalah momen penting bagi mereka,” ujar Redy.
Di hari kedua pelaksanaan kunjungan, suasana penuh kehangatan terasa di ruang pertemuan Rutan. WBP dan keluarga saling berpelukan, melepas rindu yang tertahan sekian lama. Beberapa di antara mereka menitikkan air mata bahagia.
Kumroji, Kepala Kesatuan Pengamanan Rutan sekaligus koordinator kunjungan, menjelaskan bahwa pihaknya telah mengatur empat sesi kunjungan setiap harinya. Setiap sesi berdurasi 45 menit, memberikan kesempatan bagi para WBP untuk bercengkerama dengan keluarga tanpa biaya sepeser pun.
“Kami pastikan semuanya berjalan sesuai aturan dan tetap mengutamakan kenyamanan serta keamanan. Ini adalah momen penting bagi mereka, jadi kami berusaha memberikan pelayanan terbaik,” katanya.
Anton, salah satu WBP yang menerima kunjungan, tak kuasa menahan rasa haru saat akhirnya bisa bertemu keluarganya. Mata Anton berbinar, senyum sumringah mengembang di wajahnya.
“Alhamdulillah, meskipun saya masih di Rutan, saya tetap bisa berkumpul dengan keluarga. Terima kasih untuk kesempatan ini,” ucapnya penuh syukur.
Di hari yang suci ini, Anton berjanji pada dirinya sendiri untuk menjadi pribadi yang lebih baik. “Saya ingin memperbaiki diri dan tidak mengulangi kesalahan yang sama. Semoga ini menjadi awal baru bagi saya,” tambahnya dengan penuh tekad.
Momen Lebaran di Rutan Salatiga bukan sekadar perayaan, tetapi juga pengingat bahwa setiap individu masih memiliki kesempatan untuk berubah dan memperbaiki diri. Di balik jeruji, ada harapan yang tumbuh, ada kasih yang tetap menyala. (Guruh Cahyono)