Salatiga – Sabtu pagi itu, suasana di Rutan Salatiga berjalan seperti biasa. Para warga binaan beraktivitas, petugas sibuk menjalankan tugasnya, dan dapur tengah mempersiapkan makanan berbuka. Namun, suasana berubah ketika Kepala Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Pemasyarakatan (Ditjenpas) Jawa Tengah, Kunrat Kasmiri, tiba-tiba datang tanpa pemberitahuan.
Kedatangannya yang mendadak membuat petugas sedikit terkejut, tetapi tak butuh waktu lama bagi mereka untuk kembali bekerja seperti biasa. Didampingi Kepala Bidang Pembimbingan Kemasyarakatan Muhammad Susanni serta jajaran pejabat Rutan, Kunrat langsung berkeliling, menyapa satu per satu warga binaan, melihat kondisi dapur, memeriksa blok hunian, hingga meninjau ruang klinik.
Di sela kunjungannya, ia berbincang dengan beberapa warga binaan. Salah satu di antaranya, Dedi (bukan nama sebenarnya), tampak antusias saat diajak berbicara. “Alhamdulillah, Pak, di sini saya belajar banyak. Dulu nggak kepikiran bisa menghafal Al-Qur’an, tapi sekarang sudah hampir selesai satu juz,” katanya dengan wajah bangga.
Mendengar hal itu, Kunrat tersenyum. Ia menepuk bahu Dedi pelan, seolah memberikan dukungan moral. “Bagus! Teruskan ya. Manfaatkan waktu di sini untuk memperbaiki diri,” pesannya.
Tidak hanya kepada warga binaan, Kunrat juga memberikan arahan kepada para petugas Rutan. Dengan suara tegas namun penuh kehangatan, ia mengingatkan mereka untuk selalu bekerja dengan rasa memiliki dan tanggung jawab.
“Laksanakan tugas dengan baik, jangan sampai ada yang menyimpang. Tidak boleh ada pungli, narkoba, atau penggunaan handphone ilegal di sini. Kalau ada yang melanggar, hukumannya berat,” ujarnya.
Di dapur, Kunrat melihat petugas sedang mempersiapkan menu berbuka puasa. Ia memperhatikan dengan seksama kondisi dapur yang bersih dan tertata rapi. “Wah, ini bagus. Saya lihat petugas benar-benar memastikan makanan untuk warga binaan layak dan sehat,” katanya.
Bagi Kepala Rutan Salatiga, Redy Agian, kunjungan ini menjadi suntikan semangat bagi seluruh jajaran. “Kehadiran beliau seperti seorang ayah yang datang mengunjungi anak-anaknya. Ini motivasi besar bagi kami untuk terus memberikan pelayanan terbaik,” ujarnya.
Kunjungan yang awalnya hanya bersifat inspeksi, berubah menjadi momen penuh kehangatan dan inspirasi. Tidak ada sekat antara petugas, pimpinan, dan warga binaan. Semua saling berbicara, berbagi cerita, dan menguatkan satu sama lain.
Saat matahari mulai condong ke barat, Kunrat berpamitan. Namun, pesan dan semangat yang ia tinggalkan tetap terasa. Rutan Salatiga, meski kecil, tetap berusaha menjadi tempat pembinaan yang lebih baik—bukan hanya bagi mereka yang menjalankan tugas, tetapi juga bagi mereka yang ingin memperbaiki hidup.