SALATIGA – Endoskopi merupakan salah satu prosedur medis yang digunakan untuk mendiagnosis dan menangani berbagai penyakit dalam tubuh tanpa perlu melakukan pembedahan besar. Di RSUD Kota Salatiga, penggunaan alat endoskop telah menjadi bagian penting dalam pelayanan kesehatan, terutama untuk pemeriksaan saluran pencernaan.
Apa Itu Endoskopi?
Endoskopi adalah prosedur medis yang menggunakan alat bernama endoskop, yaitu selang fleksibel yang dilengkapi dengan kamera dan sumber cahaya di ujungnya. Alat yang bernilai miliaran rupiah ini memungkinkan dokter untuk melihat kondisi organ dalam tubuh secara langsung melalui layar monitor. Endoskopi dapat digunakan untuk diagnosis, pengambilan sampel jaringan (biopsi), hingga tindakan medis seperti menghentikan pendarahan atau mengangkat polip.
Berdasarkan area pemeriksaannya, terdapat dua jenis endoskopi utama yang digunakan di RSUD Kota Salatiga:
1. Gastroskopi (Endoskopi Saluran Pencernaan Atas)
– Dilakukan dengan memasukkan endoskop melalui mulut untuk memeriksa esofagus, lambung, dan bagian awal usus halus.
– Digunakan untuk mendeteksi gastritis, tukak lambung, tumor, atau pendarahan di saluran cerna atas.
2. Colonoscopy (Endoskopi Saluran Pencernaan Bawah)
– Dilakukan dengan memasukkan endoskop melalui anus untuk memeriksa usus besar dan rektum.
– Bertujuan mendeteksi polip, peradangan, kanker usus besar, atau sumber pendarahan di saluran cerna bawah.
Kasus Pasien dengan Luka di Usus Pasca-bedah
Salah satu kasus yang ditangani di RSUD Kota Salatiga melibatkan seorang pasien berinisial TN (58), yang sebelumnya menjalani operasi pengangkatan rahim akibat kanker serviks. Setelah operasi, pasien mengalami keluhan nyeri hebat di perut, perut kembung, dan gangguan buang air besar.
Dokter mencurigai adanya komplikasi berupa luka pada usus yang menyebabkan infeksi di area bekas operasi karena sel kanker yang sudah menyebar ke organ lain. Untuk memastikan kondisi pasien, tim medis mempertimbangkan pemeriksaan dengan colonoscopy dan gastroskopi.
-Gastroskopi dilakukan terlebih dahulu untuk menyingkirkan kemungkinan adanya gangguan di lambung atau duodenum yang bisa memperparah kondisi pasien. Hasilnya menunjukkan bahwa bagian atas saluran pencernaan dalam keadaan normal.
-Colonoscopy direncanakan untuk mendeteksi kemungkinan adanya fistula (saluran abnormal yang terbentuk antara usus dan organ lain). Namun, setelah evaluasi medis, dokter memutuskan untuk tidak melanjutkan colonoscopy karena risiko memperburuk infeksi yang telah terbentuk di usus pasien.
Sebagai gantinya, pasien menjalani Fistulografi, yaitu pemeriksaan menggunakan zat kontras untuk melihat lebih jelas keberadaan fistula melalui sinar-X. Hasil pemeriksaan menunjukkan adanya infeksi di bekas operasi yang memerlukan rujukan ke dokter spesialis onkologi.
Kondisi Alat Endoskopi di RSUD Kota Salatiga
Wakil Direktur Pelayanan Medik RSUD Kota Salatiga, dr. Aljuned Prasetyo, memastikan bahwa alat endoskopi di rumah sakit dalam kondisi baik dan masih layak digunakan.
“Alat endoskopi kami masih dalam kondisi layak dan rutin dilakukan perawatan berkala. Setiap tahun, kami melakukan uji kelayakan untuk memastikan alat ini dapat digunakan secara optimal dalam pelayanan medis,” ujar dr. Aljuned Prasetyo.
Namun, dr. Aljuned tak menampik bahwa saat ini RSUD Kota Salatiga belum memiliki dokter spesialis onkologi, sehingga pasien penderita kanker yang memerlukan penanganan lebih lanjut harus dirujuk ke rumah sakit yang memiliki layanan onkologi. Hal ini berkaitan dengan kebijakan zonasi BPJS yang menentukan rumah sakit rujukan untuk penanganan kanker.
Evaluasi Layanan RSUD Salatiga
Menanggapi kondisi ini, Wali Kota Salatiga Robby Hernawan menegaskan bahwa pihaknya akan melakukan evaluasi menyeluruh terhadap kualitas pelayanan RSUD Kota Salatiga, termasuk ketersediaan dokter spesialis dan fasilitas medis yang lebih memadai.
“Kami akan mengevaluasi kualitas pelayanan di RSUD, baik dari segi alat medis, tenaga kesehatan, maupun sistem rujukan pasien, agar masyarakat bisa mendapatkan layanan kesehatan yang optimal tanpa harus mengalami kendala yang tidak perlu,” kata Robby Hernawan.
Dengan evaluasi ini, diharapkan RSUD Kota Salatiga dapat terus meningkatkan pelayanan medis dan memastikan bahwa pasien mendapatkan perawatan yang terbaik sesuai dengan kebutuhan medisnya. (Guruh Cahyono)