Salatiga – Sepanjang tahun 2024, Dinas Kesehatan Kota Salatiga mencatat 104 kasus HIV, terdiri dari 37 orang yang berdomisili di Salatiga dan 67 orang dari luar kota. Menanggapi hal ini, berbagai upaya telah dilakukan untuk menekan angka penyebaran dan meningkatkan layanan bagi Orang dengan HIV/AIDS (ODHIV).
Kepala Dinas Kesehatan Kota Salatiga, dr. Prasit Al Hakim, menegaskan bahwa pihaknya terus memperkuat layanan HIV/AIDS melalui berbagai langkah strategis.
“Beberapa langkah kami ambil di antaranya meningkatkan kapasitas tenaga kesehatan dalam memberikan layanan HIV/AIDS di fasilitas kesehatan, memperluas layanan HIV di Kota Salatiga, termasuk di RSI Tunas Harapan Salatiga. Melaksanakan skrining HIV aktif melalui Puskesmas yang bekerja sama dengan LSM dengan metode jemput bola (VCT Mobile), menargetkan populasi kunci, perusahaan, dan hotel,” ungkap Prasit kepada jurnalwarga.net, Kamis (13/2/2025).
Prasit menambahkan, pihaknya juga terus menguatkan koordinasi dengan jejaring LSM dan Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) dalam penjangkauan, akses pengobatan ARV, serta menekan angka putus pengobatan (lost follow-up).
“Mengintegrasikan program HIV dan Tuberkulosis (TB) agar penanganan lebih efektif. Memberikan Pemberian Makanan Tambahan (PMT) bagi anak dengan HIV dan anak dari orang tua ODHIV melalui kerja sama dengan tim gizi serta melaksanakan sosialisasi program HIV kepada guru Bimbingan Konseling (BK) tingkat SMP se-Kota Salatiga menjadi bagian dari perhatian kami dalam penanggulangan HIV di Salatiga,”
Selain upaya dari Dinas Kesehatan, Yayasan Mitra Alam (YMA) yang aktif dalam penanggulangan HIV di Salatiga juga turut berperan dalam menjangkau kelompok berisiko tinggi, seperti pengguna NAPZA suntik dan sebagainya. Yayasan ini diketahui juga aktif dalam kegiatan pemeriksaan kesehatan rutin bagi para pemandu karaoke di wilayah Sarirejo, Sembir, Salatiga.
Koordinator Lapangan YMA, Dyah Sri Utami, menjelaskan bahwa pihaknya fokus pada penjangkauan, pendidikan, serta rujukan layanan kesehatan bagi komunitas berisiko. “Kami juga mendorong terbentuknya Warga Peduli AIDS (WPA) di Salatiga, serta mendukung peningkatan kapasitas guru pendamping siswa dalam menyampaikan informasi seputar HIV di sekolah,” ujarnya.
Selain itu, YMA turut mendukung kelompok dukungan bagi ODHA dengan penguatan organisasi, pemberdayaan ekonomi anggota, dan pendidikan terkait pengobatan. Kolaborasi berbagai pihak ini diharapkan dapat meningkatkan kesadaran masyarakat dan menekan penyebaran HIV di Kota Salatiga.
Dengan adanya sinergi antara pemerintah, LSM, tenaga kesehatan, dan masyarakat, diharapkan penanggulangan HIV/AIDS di Salatiga dapat berjalan lebih efektif, serta memastikan bahwa setiap individu yang membutuhkan layanan mendapatkan akses yang layak dan berkelanjutan. (GCP)