Nama Pendeta Basoeki Probowinoto terdengar asing di telinga warga Salatiga. Namun, siapa sangka, sosok yang satu ini memiliki peran penting dalam sejarah pemerintahan dan pendidikan baik di aras lokal maupun nasional.
Basoeki Probowinoto lahir di Purwodadi, Grobogan pada 19 Januari 1917. Ia merupakan seorang Pendeta Gereja Kristen Jawa. Ia tercatat sebagai pendiri Partai Kristen Indonesia (Parkindo) yang mengantarkannya menjadi anggota Badan Pekerja Komite Nasional Indonesia Pusat (KNIP), lembaga negara semacam parlemen.
Pasca-kemerdekaan Republik Indonesia, Probowinoto mengemban tugas untuk menghadiri pertemuan yang membahas tentang pembentukan sebuah partai pada 9 November 1945.
Setelah pertemuan dilakukan, maka terbentuklah Partai Kristen Indonesia (Parkindo) dan Probowinoto terpilih sebagai ketua partai pada kongres pertamanya di Surakarta. Kemudian, sejak sidang ketiga pada November 1945, ia diangkat sebagai Wakil Parkindo di Komite Nasional Indonesi Pusat (KNIP).
Setelah KNIP dibubarkan, Probowinoto kemudian dipilih sebagai anggota Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) di Jawa Tengah dan Salatiga. Tak hanya itu, ia juga menjadi anggota DPR Sementara sampai tahun 1951. Pada tahun yang sama, ia juga terpilih sebagai Ketua DPRD Salatiga hingga tahun 1954.
Sejak tahun 1955, Probowinoto mulai menggagas berdirinya Perguruan Tinggi Pendidikan Guru (PTPG) yang kemudian bersama dengan Oeripan Notohamidjojo, dikerucutkan menjadi Pendidikan Tinggi Pendidikan Guru Kristen Indonesia (PTPG-KI). Adapun tempat pendidikan diselenggarakan di sejumlah bangunan eks persekolahan zending (penginjil) dan eks bangunan sekolah Belanda. PTG-KI yang berdiri pada 1956, bertransformasi menjadi Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW) pada tahun 1959.
Probowinoto wafat pada 6 Januari 1989 di Jakarta dan dimakamkan di kompleks pemakaman Cungkup, Salatiga. Nama Probowinoto sempat diusulkan sebagai Pahlawan Nasional Indonesia oleh pihak Universitas Kristen Satya Wacana. Ia dianggap layak menyandang gelar pahlawan nasional atas dasar sumbangsih dan pemikirannya yang melahirkan Pramuka Kristen, Universitas Kristen Satya Wacana, dan sejumlah karya lain yang ia ciptakan semasa aktif di GKJ dan Parkindo. *
*Dikutip dari berbagai sumber.