SALATIGA — Rencana relokasi pedagang Pasar Pagi Salatiga menuai penolakan. Wali Kota Salatiga, Robby Hernawan, menegaskan bahwa pemindahan pedagang dari sepanjang Jalan Jenderal Sudirman merupakan bagian dari program revitalisasi kawasan tersebut dan pembangunan Pasar Raya 2 yang akan dikembangkan menjadi pusat perbelanjaan modern.
“Suka atau tidak suka, pedagang Pasar Pagi harus pindah. Ini untuk mendukung rencana besar pembangunan Kota Salatiga,” tegas Robby usai audiensi dengan perwakilan pedagang di Kantor Wali Kota, Senin (28/4/2025).
Pemerintah menawarkan Pasar Rejosari (Pasar Sapi) sebagai lokasi alternatif. Namun, Robby mengakui, kelayakan pasar tersebut masih dalam tahap kajian. “Kalau tidak memungkinkan, kami akan mencari solusi lain bersama,” tambahnya.
Penolakan Pedagang
Rencana ini langsung mendapat penolakan dari pedagang Pasar Pagi. Mereka menilai Pasar Rejosari kurang strategis karena berdekatan dengan perempatan lampu merah dan markas prajurit TNI, yang dikhawatirkan akan mengurangi jumlah pengunjung dan menurunkan omzet.
“Kami menolak keras relokasi ke Pasar Rejosari. Lokasinya tidak mendukung aktivitas perdagangan kami. Memindah pedagang memang mudah tapi memindah (kegiatan) perekonomian itu yang susah” tegas Suniprat, salah satu perwakilan pedagang.
Pedagang mengingatkan, selama ini mereka berkontribusi terhadap Pendapatan Asli Daerah (PAD) dengan membayar retribusi Rp76.800 per bulan secara kolektif ke bank, meski tanpa penagihan aktif dari dinas terkait.
“Kami bukan pedagang liar. Kami rutin membayar retribusi dan ikut mendukung pembangunan kota,” ujar eks Anggota DPRD Salatiga ini.
Pedagang berharap dilibatkan dalam proses relokasi untuk memastikan lokasi baru tetap menunjang aktivitas ekonomi mereka.
“Kami ingin tempat yang nyaman, akses mudah, dan tetap ramai pembeli. Jangan asal pindah,” kata Suniprat.
Sementara itu, Robby Hernawan memastikan proses relokasi akan melibatkan sosialisasi intensif. Namun, waktu pelaksanaan belum dipastikan karena bergantung pada progres pembangunan dan masuknya investor.
“Kami akan terus melakukan kajian. Sosialisasi ini penting agar relokasi berjalan lancar,” ujarnya.
Polemik ini memperlihatkan ketegangan antara program revitalisasi pemerintah dengan keberlangsungan ekonomi rakyat kecil. Dialog intensif diharapkan menjadi jalan tengah untuk mengakhiri tarik ulur relokasi Pasar Pagi Salatiga. (Red)