Salatiga – Ribuan peserta antusias mengikuti ajang lari “Salatiga Tolerun 5K” yang diselenggarakan oleh Korem 073/Makutarama pada Sabtu (22/02/2025). Acara ini menjadi bukti nyata bahwa Salatiga terus menjunjung tinggi nilai-nilai toleransi dan keberagaman.
Danrem 073/Makutarama Kolonel Inf. Ari Prasetya melepas para pelari di garis start. Secara singkat, Ari mengatakan acara Salatiga Tolerun merupakan ajang pengenalan olah raga marathon kepada masyarakat umum. “Harapan kami, dengan acara ini, kami bisa berkontribusi untuk memasyarakatkan olah raga marathon. Sehingga masyarakat dapat mencintai olah raga. Selain itu, ini adalah penguatan bahwa Salatiga adalah kota yang kental dengan iklim toleransi,” jelasnya sebelum bertolak ke Kudus mengikuti kegiatan dinas.
Komandan Distrik Militer (Dandim) 0714/Salatiga, Letkol Inf Guvta Alugoro Koedoes, turut serta dalam acara ini. Ia menekankan pentingnya kegiatan olahraga dalam mempererat persatuan di tengah keberagaman masyarakat.
“Melalui ajang ini, kita menunjukkan bahwa toleransi adalah nilai penting dalam kehidupan sehari-hari. Dengan berlari bersama, kita membangun Salatiga yang lebih aman, damai, dan sejahtera,” ujarnya.
Selain lomba 5K, acara ini juga menghadirkan kategori 10K yang menarik banyak perhatian. Berikut adalah daftar pemenang Makutarama Salatiga Tolerun 2025 kategori 10K:
Pemenang Makutarama Salatiga Tolerun 2025 Kategori 10K (Putri):
- Mila Karmila – Waktu: 39:23 menit (Juara 1, Rp 10 juta)
- Wahyu Subyantari – Waktu: 40:29 menit (Juara 2, Rp 5 juta)
- Sarfina Sela Rosada – Waktu: 41:11 menit (Juara 3, Rp 3 juta)
Pemenang Makutarama Salatiga Tolerun 2025 Kategori 10K (Putra):
- Riki – Waktu: 31:59 menit (Juara 1, Rp 10 juta)
- Imanuel Hutasoit – Waktu: 32:25 menit (Juara 2, Rp 5 juta)
- Nicholas Maskiki – Waktu: 34:15 menit (Juara 3, Rp 3 juta)
Kegiatan ini tidak hanya menjadi ajang olahraga, tetapi juga memperkuat semangat kebersamaan dan persaudaraan di tengah keberagaman yang ada di Salatiga. Dengan semakin meningkatnya partisipasi masyarakat, diharapkan Salatiga tetap menjadi simbol kota yang damai dan toleran. (Guruh Cahyono)