Matahari baru saja naik saat ratusan orang berkumpul di Simpang Lima, Semarang, pada Minggu (23/2/2025) lalu. Di antara riuhnya Car Free Day, mereka datang dengan wajah sumringah, mengikuti pawai semarak Tarhib Ramadhan 1446 H yang digelar oleh LAZiS Jateng.
Bukan sekadar pawai, acara ini juga menghadirkan cek kesehatan gratis, program tukar botol bekas dan sampah menjadi sayur, serta lantunan rebana dari santri binaan yang menambah suasana semakin syahdu.
Di tengah keramaian, Ariyanto, Direktur Eksekutif LAZiS Jateng, berdiri dengan penuh semangat. “Alhamdulillah, tahun ini kami kembali bisa menyelenggarakan Tarhib sebagai ajang persiapan menjelang bulan suci. Kegiatan ini serentak digelar di berbagai kota dan kabupaten di Jawa Tengah,” ujarnya dengan mata berbinar.
Baginya, Tarhib bukan sekadar acara seremonial. Lebih dari itu, ini adalah panggilan untuk mengingatkan masyarakat akan datangnya bulan yang penuh keberkahan. “Ramadhan adalah kesempatan terbaik untuk memperbanyak amal dan mendekatkan diri kepada Allah. Kami ingin mengajak masyarakat bersiap, tidak hanya secara spiritual, tetapi juga dalam berbagi kebaikan,” tambahnya.
Menebar Kebahagiaan untuk 30.000 Masyarakat
Ramadhan selalu menjadi bulan yang istimewa, terutama bagi mereka yang membutuhkan uluran tangan. Tahun ini, LAZiS Jateng mengusung tema “Upgrade Amale, Double Pahalane”, yang menggambarkan semangat meningkatkan amal kebaikan dengan pahala yang berlipat ganda.
“InsyaAllah, kami menargetkan 30.000 penerima manfaat di seluruh Jawa Tengah dengan 600 titik distribusi,” ungkap Ari. Tak hanya berupa bantuan makanan, program ini juga mencakup berbagai kegiatan sosial, seperti santunan anak yatim, pembagian paket berbuka puasa, dan bantuan modal usaha bagi masyarakat kurang mampu.
Bagi banyak orang, gerakan ini bukan sekadar angka. Bagi seorang ibu yang datang membawa anaknya untuk mendapatkan cek kesehatan gratis, bantuan ini adalah harapan. “Kalau bukan karena acara ini, mungkin saya belum sempat periksa kesehatan. Alhamdulillah, bisa dapat layanan gratis,” ujarnya sambil tersenyum.
Mengajak Masyarakat untuk Berbagi
Di penghujung acara, lantunan shalawat dari grup rebana santri binaan bergema, menyempurnakan suasana pagi yang penuh makna. Sebelum meninggalkan lokasi, Ari kembali menyampaikan harapannya. “Kami mengajak semua pihak untuk bersama-sama berkolaborasi. Semoga Ramadhan tahun ini menjadi momentum bagi kita semua untuk berbagi kebahagiaan kepada sesama.”
Tarhib Ramadhan ini bukan hanya tentang persiapan menyambut bulan suci. Lebih dari itu, ini adalah gerakan kepedulian, ajakan untuk saling berbagi, dan upaya untuk menghadirkan senyum di wajah mereka yang membutuhkan. Karena pada akhirnya, Ramadhan bukan hanya tentang menahan lapar dan dahaga, tetapi juga tentang menguatkan rasa empati dan memperbanyak amal kebaikan.
(Redaksi)